Long weekend yang berlangsung tanggal 14 – 16 April 2017 ini ternyata saya lalui dengan penuh drama. Dimulai dari jalanan macet yang bikin waktu mudik jadi lebih panjang dari biasanya, sampai cerita Megumi yang tiba-tiba tewas begitu saja. Kalau kamu belum kenal Megumi, dia adalah hape Sony Xperia M2 Aqua saya yang udah tiga tahunan ini saya pake. Singkatnya, Sabtu malam kemarin tiba-tiba dia mati total tanpa ada keluhan apa-apa sebelumnya. Hapenya baru aja saya charge paginya, sore masih saya buat internetan ngecek email kantor. Lalu tiba-tiba malamnya udah nggak bisa nyala lagi. Udah coba masuk recovery mode juga tapi nggak berhasil. Kesimpulan saya Megumi mati total.
Biarpun Megumi hape sekunder yang cuma saya pake komunikasi sama keluarga dan pacar aja, saya tetap kalut. Soalnya otomatis nomornya kan nggak bisa aktif. Niatnya emang mau dipasang di hape saya satunya, Olive, yang double sim card. Tapi sayangnya, Olive cuma punya slot sim card nano, sementara Megumi masih micro. Ya sudah sabar dulu, nanti minta sim card baru aja ke Grapari. Kenapa saya minta sim card baru alasannya sederhana, nanti kalau Megumi udah sembuh, saya nggak perlu ke Grapari lagi soalnya masih punya sisa potongan sim cardnya. Tinggal di selotip aja kan.
Minggu pagi saya ke Grapari di Tunjungan Plaza Surabaya, karena kebetulan sejak Sabtu malam saya lagi di Surabaya. Ternyata,saya baru tahu kalau nomor Simpati yang selama ini saya pakai ini masih didaftarkan secara random, belum atas nama saya sendiri. Jadi, proses meminta sim card baru pun nggak seindah yang dibayangkan. Mbuletnya mirip dengan balikan sama mantan. Jadi proses verifikasinya itu nggak hanya dengan kartu identitas aja, tapi juga mencocokkan nomor panggilan keluar yang pernah dilakukan. Peraturan mereka wajib menyerahkan empat nomor yang sering dihubungi. EMPAT dan nggak boleh nawar.
Masalahnya adalah, saya termasuk orang yang jarang telepon. Dan seingat saya, nomor itu cuma sering dipake hubungi 3 nomor aja:
- Pacar saya.
- Pacar saya (lagi), di nomor satunya.
- Ibu saya.
Saya mengajukan empat nomor tapi yang satu ditolak. Ajukan lagi dan ditolak lagi. Padahal saya inget banget, dua nomor itu saya hubungi bulan Januari, waktu Mbah saya meninggal. Ternyata sistem mereka hanya bisa melacak nomor yang dihubungi baru-baru ini. Ya mungkin ada nomor lain lagi yang pernah saya hubungi, tapi gimana tracking-nya kalau hape saya aja matot? Terus, ada beberapa nomor yang cuma tersimpan di hape yang mati itu, jadi saya nggak bisa coba ajukan. What the hell!
Lagian saya itu orang yang jarang telepon. Dan di zaman yang serba digital begini, teleponan kan bisa pake apa aja, mulai dari WhatsApp Call, BBM Call, Skype. Saya juga udah nyoba nawar ke Mas CS dengan menjelaskan keadaan kalau hapenya mati total, tapi tetap mereka nggak bisa mengeluarkan nomor baru. Akhirnya jalan tengah diambil, sim card saya yang micro itu dipotong jadi nano. Yaudahlah, nanti ngurus sim card lagi kalau Megumi udah sehat. Yang penting sekarang bisa dipake dulu kartunya, soalnya aplikasi m-banking semuanya terdaftar dengan nomor itu.
Paham sih sama kebijakannya Grapari dengan langkah verifikasi yang maha ribet itu. Demi keamanan juga. Tapi seriously, ini ribet banget kalau kasusnya hape mati total dan kamu tipe orang yang nggak pernah telepon pake pulsa provider. Dari cerita saya ini, seenggaknya ada dua hal yang bisa jadi pelajaran:
- Pastikan sim card yang kamu pakai udah didaftarkan atas nama kamu sendiri. Biar nggak mbulet kalau laporan ada apa-apa.
- Sebelum minta nomor baru di Grapari, sebaiknya siapkan empat nomor yang biasa kamu hubungi dulu sebelum ke tekape. Biar prosesnya nggak penuh drama kaya saya.
Iya, long weekend ini drama banget. Yaudahlah, besok mau mengopnamekan Megumi dulu. Doakan Megumi segera sehat ya, guys!
ehsama. aku ngga pernah leleponan pake pulsa. klo sms ngga diitung yg biasa dihubungi juga?
sms pun jarang2. ngisi pulsa cm buat biar ga mati aja -_-
SMS nggak masuk Mba. panggilan masuk juga ga bisa. yg keitung cuma panggilan keluar, itu pun yang baru2 dihubungi aja. nah kan aku bingung, orang itu nomer khusus buat telepon pacar doang :)))
jadi inget dulu di grapari mau daftarin simcard biar bisa pake m-bca, ternyata memang ribet kalau sim nya masih milik org lain, pdhl sim itu isinya data alm.ayah, malah dimintai surat keterangan kematian dulu, duh mana antriannya panjang, jauh dari rumah, untung akhirnya saya dibantu om satpam yg baik.. jd gak sia2 perjalanan hanya krn pengen no simpatinya gak hilang.
ohh bisa gitu juga ya Mba, aku baru tahu.. terima kasih sharingnya yaa 😀