Sebulan belakangan ini bisa dibilang menjadi masa-masa kelabu buat saya. Masa di mana saya merasa nggak melakukan satu hal pun yang produktif. Nggak ada mood sama sekali untuk mengerjakan sesuatu yang berguna. Sama sekali nggak menulis sesuatu kecuali artikel pekerjaan, nggak membaca apapun kecuali brief kerjaan. Bahkan, imajinasi saya yang biasanya begitu berkembang bebas waktu dipakai melamun juga sama melempemnya. Rasanya nggak ingin melakukan apa-apa, kecuali makan dan tidur.
Di masa-masa yang membingungkan ini, saya pun akhirnya memberi pernyataan yang tegas pada diri saya sendiri. Saya sedang memasuki masa break menulis dalam jangka waktu yang nggak tahu sampai kapan. Iya, hal ini dilakukan tentu setelah melakukan debat panjang dengan diri sendiri. Banyak pertanyaan seperti mengapa begini, mengapa begitu, udah pasti muncul dan bikin makin stres. Jadi sudahlah, akhirnya sikap break menulis inilah yang saya ambil demi menjaga kewarasan saya.
Setelah itu, apa yang saya lakukan selanjutnya adalah murni menuruti keinginan hati. Mulai dari pengen ketemu teman lama, hangout cantik ke kafe, jalan-jalan ke mall, sampai karaoke. Iya, receh banget emang, tapi saya emang tipe orang yang gampang dibikin bahagia dengan hal sederhana kok.
Mungkin hati dan pikiran udah mulai ayem dengan beragam distraksi yang saya lakukan belakangan. Akhirnya mulai muncul pikiran-pikiran waras yang berseliweran dalam kepala saya. Mungkin saya hanya lagi stres dan jenuh. Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat, hal itu wajar banget kok. Tinggal gimana cara menyikapinya aja.
Kemaren-kemaren saya sempat stres sendiri karena imajinasi rasanya buntu waktu ingin mengkhayalkan sesuatu. Ngayal aja nggak bisa, gimana mau nulis kan? Gitu sih logikanya. Tapi setelah memantapkan hati untuk break, lama-lama muncul juga perasaan bersalah di dalam hati saat melihat blog yang sepi begini. Dan pelan-pelan akhirnya mulai bisa nulis lagi sih.
Bukan, ini bukan tulisan pertama saya sejak break. Tulisan pertama saya adalah artikel galau yang saya kirim khusus buat lomba di Popbela. Sampai sekarang, galau masih tetap jadi inspirasi terbesar untuk memulai sebuah karya sih. Tapi nggak ngarep galau berkepanjangan juga.
Jadi intinya, kalau lagi jenuh dengan rutinitas, menurut saya cara terbaik untuk mengembalikan kewarasanmu adalah dengan escape dulu dari rutinitas itu. Jangan memaksa sih, saran saya. Nggak semua yang dipaksa itu bisa memberikan hasil yang baik.
Selamat berakhir pekan, guys!
Temanya pas banget! Kadang bosen banget emang mau nulis. Masak udah dua bulan aku juga baru ngisi blog satu postingan aja. -_-
Yang dikerjain kerjaan mulu… yang dibaca yang ada hubungannya sama kerjaan mulu. Pas agak capek sama kerjaan, baru hasrat nulis di blog muncul lagi… hadeehhh… 😀
Mungkin karena kita udah terlalu banyak menulis, akhirnya gitu deh, jenuh2 sendiri haha
Bener, break menulis itu gak dosa. Aku pun kadang ngerasa capek, meskipun skrg sdh ga rutin nulis kerjaan hueheheh…
yaudah, sini aku uncal advertorial win hahaha
kadang perlu realistis, butuh pemicu lebih buat menulis.
*cari frilenan lagi
kebanyakan frilenan nggak manusiawi sih mba aik :)))
mungkin nulis adv-nya kuraang *eh
oh nooo hahahaha