Memori dan Depresi Akhir Tahun

Memori dan Depresi Akhir Tahun
Spread the love

Hari terakhir di tahun 2020, entah kenapa saya terbangun dengan ingatan mimpi tentang seseorang. Seseorang yang pernah membuat saya jatuh cinta di masa yang sudah lampau. Dalam mimpi itu, sepertinya kami tiba-tiba bertemu kembali setelah sekian lama. Dan tiba-tiba juga ia memberikan saya sebuah baju. Jaket bertudung lebih tepatnya. Dalam mimpi itu saya merasa keheranan dengan hadiah tiba-tiba tersebut. Tapi terasa lebih mengherankan lagi ketika saya terbangun. WTH, mimpi macam apa itu?

Berbeda dengan dulu di mana saya menganggap mimpi adalah sebuah pertanda ‘garis takdir’ tertentu, sekarang saya merasa biasa saja. Mimpi hanyalah sebuah bukti betapa luar biasanya otak manusia dalam menggali memori atas seseorang tertentu. Karena ya seperti itulah kerja otak manusia, secara random bisa mengakses memori yang mungkin sudah lama tak terjamah. Jadi ya nggak perlu baper dengan memori sendiri. Apalagi memori tentang orang asing yang sekarang sudah jadi suami orang.

Dan di penghujung tahun 2020 ini, apa yang sudah saya dapat? Banyak orang yang menganggap 2020 adalah tahun yang berat. Memang benar sih, karena pandemi dan efek jangka panjangnya. Tapi, entah kenapa saya merasa 2020 adalah salah satu tahun yang paling bersahabat dengan saya. Setelah habis-habisan di tahun sebelumnya, 2019, mengalami depresi akhir tahun yang membuat saya banyak melakukan kebodohan dan kesalahan, situasi perlahan membaik di 2020.

Banyak pelajaran sih, banyak banget. Dan satu hal yang pasti adalah saya belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Tahun 2020 mengajarkan saya untuk lepas dari toxic relationship, melepaskan apa yang memang bukan milik saya, dan yang pasti memperbaiki keadaan. Ya, walaupun nggak ada yang bisa 100% kembali seperti semula. Ada bekas luka yang masih terasa. Ada rasa takut yang masih membayang. Tapi nggak apa-apa, yang penting sudah berusaha.

Tahun 2020 juga menjadi momen finansial yang lebih baik. Setelah sebelumnya habis-habisan, perlahan kondisi mulai membaik. Bahkan bisa dibilang rejeki mengalir lancar. Walaupun pada akhirnya tabungan setahun ini harus habis lagi untuk urusan keluarga. Yaa, namanya juga sandwich generation. Ini lebih baik karena saya nggak perlu bingung mencari uang seperti tahun lalu.

Jadi, apakah kondisinya berjalan sesuai harapan? Relatif sih, karena tidak ada yang selalu baik-baik saja di sini. Yang jelas, ini sudah jauh lebih baik.

Hari terakhir di tahun 2020, yang sekaligus menjadi tahun terakhir saya di usia 20an. Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk diri saya sendiri karena sudah begitu hebat melalui semuanya. Kamu kuat dan akan terus begitu. Thank you for staying sane even in the craziest situations. Thank you for being that strong. You know I’m proud of you and I love you to the moon and back.

Happy New Year! May all the good things will come as you wish.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *