Pasar takjil selalu jadi salah satu hal yang melengkapi datangnya bulan Ramadan. Tapi, kehadirannya membawa dua sisi yang berbeda. Di satu sisi jadi surga makanan sekaligus tempat ngabuburit asyik buat mereka yang berpuasa. Di sisi lain, kehadiran pasar yang muncul tiba-tiba di pinggir jalan jadi sumber kemacetan yang bikin pengendara yang lewat pengen misuh. Begitu sih karakteristik pasar takjil di Malang.
Di antara sekian banyak pasar takjil yang pernah saya sambangi di Malang, pasar takjil di Mergosono punya kompleksitas dengan level berbeda. Sekilas mungkin nggak ada bedanya dengan pasar takjil di Malang lainnya, seperti di Sulfat atau Sawojajar. Tapi, percayalah kalau pasar takjil ini adalah sumber keruwetan yang nggak terkira.
Kemunculannya di daerah Mergosono, yang jadi jalur utama menuju Malang Selatan dan kota lain di sekitarnya jadi tantangan tersendiri bagi pengendara yang melintas. Kondisi jalan di Mergosono sebenarnya cukup lebar, jadi seharusnya nggak menimbulkan kemacetan berarti. Tapi siapa bilang? Kenyataan kalau setiap sore volume kendaraan yang melintas dengan jumlah yang meluap, ditambah dengan dominasi truk raksasa dan bus antarkota ternyata sanggup membuat jalan jadi padat merayap.

Di hari biasa saja, Mergosono sudah jadi ‘jalur neraka’ yang dikenal punya lalu lintas super ruwet. Ditambah kehadiran pasar takjil dan karakterisitik masyarakat di sana dengan segala keunikannya, maka sempurnalah hasilnya. Lapak-lapak pedagang memang muncul di pinggir jalan, tapi lautan manusia yang datang bisa memenuhi hampir separuh jalan sendiri. Belum lagi kemunculan manusia ngawur lainnya. Saat jalanan padat merayap, tiba-tiba ada pengendara motor yang mendadak menghentikan lajunya di jalur yang nanggung, minggir enggak, malah cenderung ke tengah jalan. Motornya di parkir begitu saja dan dia pun menghampiri salah satu lapak pedagang. Mau beli takjil rupanya. Mbok ya motornya diparkir dulu tho Mas e. Dan ini nggak cuma satu dua, tapi banyak.
Mungkin fenomena ini juga bisa ditemukan di pasar takjil Malang lainnya. Tapi percaya deh, dengan kondisi lalu lintas yang dipenuhi truk dan bus besar, menemukan orang-orang yang berkendara ngawur seperti itu bisa bikin orang yang lewat semakin pengen misuh.
Meskipun punya sisi ruwet, tapi yang namanya pasar takjil di Malang selalu jadi hidden gems yang sayang buat dilewatkan. Nggak terkecuali di pasar takjil Mergosono. Jadi, kalau sudah kadung terjebak di lalu lintas Mergosono yang padat, cari Indomaret terdekat yang punya parkiran luas. Parkir kendaraanmu di sana dan cobain deh jajanan yang ditawarkan para pelapak buat buka puasa nanti.
Pilihan makanan yang ditawarkan sebenarnya nggak jauh beda dari pasar takjil di Malang lainnya. Yang paling bikin saya bahagia adalah banyaknya abang-abang penjual jajanan SD yang ikutan pindah membuka lapaknya di sana. Mulai dari cilok, sempol, batagor, cimol, cilok bakar, dan masih banyak lagi. Kalau jajanan seperti ini harganya bisa menyesuaikan bujet, kamu boleh beli mulai dari Rp 2 ribu sampai sebanyak yang kamu pengen deh.

Favorit saya sih kentang goreng ala-ala ini. Anak-anak kecil di kampung sekitar biasanya beli dua ribuan. Kalau yang saya beli ini, cukup merogoh kocek Rp 5 ribu bisa dapat sebanyak ini. Lebih murmer daripada beli di mall, kan? Mungkin jajanan ini bisa kamu temukan di pasar takjil Malang lainnya, tapi saya baru nemu di Mergosono sih.
Ada satu pelapak jajanan yang jadi langganan saya kalau lagi mampir di pasar takjil Mergosono yang menjual sosis bakar jumbo, takoyaki, dan crepes. Favorit saya sosis bakar dan takoyaki. Satu sosis bakar jumbo dibanderol dengan harga Rp 10 ribu aja, kamu bisa request tingkat kepedasan yang diinginkan ke penjualnya. Takoyaki pun dibanderol dengan harga yang sama, dengan pilihan isian cumi, gurita, keju, atau udang. Mau rasa kombinasi? Boleh, harganya tetap Rp 10 ribu kok.

Tahu bulat yang mungkin bisa kamu temukan di pasar takjil Malang lainnya juga ada di pasar takjil Mergosono. Harganya Rp 500 aja buat varian tahu bulat, tahu walik, dan sotong. Kecuali tahu mercon yang dibanderol harga Rp 1000. Kalau jajanan yang satu ini jadi favorit adek saya.

Selain bisa menemukan penjual jajan, banyak juga yang menjual lauk matang, mulai dari ayam bakar, aneka masakan ikan, sampai sayur-sayuran lain. Harganya bervariasi, rata-rata mulai dari Rp 7 ribuan. Lumayan buat lauk berbuka dan sahur buat yang lagi nggak masak di rumah.
Jadi, daripada menggerutu waktu lagi terjebak macet saat melintas di Mergosono, nggak ada salahnya kan melipir bentar buat berburu takjil di sana. Kalau kamu sendiri lebih sering berburu di pasar takjil Malang yang mana nih?
Baca Juga Dong:
Sayangi Dirimu, Sayangi Juga Kesehatan Mentalmu
Breaking The Habit: Bersihkan Hari Aktif dari Gaya Hidup Nggak Sehat
Jadi Cewek yang Gampang Tergoda Smartphone Impian Itu Berat, Gaes!
Mbok ya motornya diparkir dulu tho Mas e. Dan ini nggak cuma satu dua, tapi banyak. — begitu pula di Sulfat dan di Sawojajar. PENYAKIT KAMBUHAN SETIAP TAHUN INI KOK YA KAMBUH TERUS :)))))
Btw, yang di pasar takjil araya, jajanan kue basah ngga laku. Yang laku cilok, sate telor, sosis bakar sama sate ayam.
Mungkin pedagang2 ini perlu belajar tentang tren makanan yes.
ya, itu kayaknya masalah di mana2 deh haha