Mencari Identitas, Antara Ambisi Dan Mawas Diri

Mencari Identitas, Antara Ambisi Dan Mawas Diri
Spread the love

Belakangan ini, saya lagi keranjingan menulis banget. Banget yang kebangetan rasanya. Sebenarnya ini masih menjadi bagian dari Personal Project yang saya beri nama Proyek Menulis. Lanjutan dari Proyek Membaca yang sudah saya jalankan beberapa bulan lalu dengan setumpuk novel dari berbagai genre dan penulis.

Saking lagi keranjingannya, tiba-tiba aja banyak ide yang berseliweran di kepala saya. Lalu mulai ada keinginan buat melihat tulisan saya muncul di mana-mana. Jadi mulailah saya mencoba mengekspansi berbagai media yang saya bisa jangkau. Mulai dari mengerjakan proyek freelance sampai menulis secara sukarela buat komunitas situs tertentu. Lalu kembali menghidupkan minat sastra yang mungkin sudah lama terkubur dalam-dalam.

Nggak ada keinginan istimewa tertentu sih. Semuanya saya lakukan dalam rangka belajar menulis. Belajar menulis apapun yang saya bisa. Blog ini saya buat juga sebagai sarana belajar yang lebih serius. Kalau blog sebelumnya lebih banyak berisi curhat dan galau yang menggambarkan penulis yang labil, kali ini saya ingin mengembangkan tulisan ke arah konten yang lebih serius. Mendewasakan kemampuan. Dan saya harap sih bukan dewasa yang dipaksa. Bukan dewasa karbitan layaknya generasi cabe-cabean zaman sekarang. Saya ingin dewasa yang berproses.

Salah satu yang jadi prioritas utama saya sekarang ini sih belajar kembali menulis sastra. Setelah diingatkan seseorang kalau saya pernah punya keinginan menulis novel, ditambah lagi seseorang itu menunggu novel saya yang nggak tahu bakal lahir berapa tahun lagi, saya mulai merasakan urgensinya kembali belajar menulis. Lumayan sih, hampir sebulan ini saya sudah menyelesaikan satu cerpen, dan sekarang lagi fokus pada cerpen kedua yang lagi ditargetkan selesai sebelum akhir bulan. Hah, lama amat sih nulis cerpen aja sebulan? Iya, ini semua gara-gara kepala saya terlalu banyak polusi sehingga harus bongkar pasang ide setiap hari.

Ide itu kadang bisa kurang ajar juga. Datang dan pergi sesukanya. Kadang ada masa di mana stuck dan nggak bisa nulis apa-apa. Tapi belakangan ini malah terlalu banyak yang masuk. Imajinasi saya sedang liar seliar-liarnya. Setiap pagi, ada saja ide baru muncul begitu aja. Yang mau nggak mau saya akui kalau lebih baik dari ide yang kemarin. Dan bikin saya membongkar outline yang udah dibuat sebelumnya. Hal ini terjadi terus menerus, nggak mau berhenti. Jadi bukannya menyelesaikan cerita yang dibuat, ini malah bongkar pasang outline yang nggak selesai-selesai. Kurang ajar banget…

Tapi saya nikmati semuanya sih. Semua prosesnya. Saya jalani sambil berbahagia karena adanya kesadaran kalau saya masih bisa produktif. Setidaknya imajinasi saya masih berfungsi dengan baik. Mungkin kamu pikir saya maruk banget. Belajar kok borongan? Yang nulis artikel lah, yang mau mencoba menyastra lah. Mungkin jawabannya karena sebenarnya saya orang yang ambisius sih. Tapi sebenarnya, ini juga masih dalam rangka proses mencari jati diri. Meskipun menulis multi-genre, tapi saya masih ingin mematangkan karakter tulisan saya seperti apa. Sambil mencari identitas, mempelajari banyak hal juga nggak dosa kok. Intinya sih, jangan pernah berhenti belajar kalau mau jadi lebih baik.

Baca Yang Ini Juga Dong…

Demi Hari Tua Yang Damai, Saatnya Perencanaan Keuangan Dimulai

Ibarat Ketemu Jodoh, Aplikasi MyJNE Bikin Belanja Online Makin Seru

Berbagai Keuntungan Yang Bisa Kamu Peroleh Dari Selembar Kartu Nama

Meneruskan Studi, Kebutuhan Akademisi Atau Sekadar Gengsi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *